Wednesday, June 26, 2013

Shimoyama Shigeru: Melalui Afrika, Saya Bertemu Islam

Shimoyama Shigeru
Shimoyama Shigeru
 
REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO --  Usai bersyahadat, Shimoyama Shigeru tak mau menunggu lama untuk ambil bagian dalam menyebarkan pesan Islam. Panggilan berdakwah mengusik hatinya setelah mengunjungi Afrika.

Selama perjalanan itu, ia menemukan satu kunci keberhasilan dakwah Islam. Ia melihat interaksi antarmanusia merupakan solusi untuk meluruskan kesalahpahaman tentang Islam.

"Saya pikir, Jepang mewarisi pandangan Eropa yang bias tentang Islam," ungkap dia seperti dikutip Nippon.com, Senin (17/6).

Sebagai contoh saja, kata dia, masyarakat Jepang sangat akrab dengan ungkapan "entah Alquran atau pedang". Ungkapan itu muncul setelah tragedi 9/11. "Saat itu, peliputan media internasional membuat Islam seperti mengintimidasi dan menakutkan," kata dia.

Fakta itu mendorongnya untuk meluruskan kesalahpahaman ini. Ia dapat momentum tersebut ketika melakukan perjalanan dari sungai Nil ke Sudan. Di sana ia menemukan keramahan ketika perbedaan budaya memisahkannya dengan warga lokal.

Secara jujur, Shigeru mengaku terkejut ketika keramahan itu merupakan cermin ajaran Islam.

"Melalui masyarakat Afrika, saya bertemu Islam," kata dia.

Kembali ke Jepang, ia bertemu mahasiswa Irak di Universitas Tokyo. Di sana, ia akhirnya memutuskan untuk menjadi Muslim.

"Kebaikan dan persaudaraan sesama Muslim membuatku merasa terikat dengan Islam. Pengalaman inilah menjadi titik awal bagaimana saya percaya kepada Allah SWT," kata dia.

Shigeru semakin berkesan dengan umat Islam ketika ia merasa ada keterikatan sesama Muslim ketika melaksanakan shalat berjamaah.

Melanie Georgiades: Islam adalah Jalan Keluar


Melanie Georgiades, dulu dan kini.

REPUBLIKA.CO.ID, Kini, sekali pun telah menjadi Muslimah dan mengenakan jilbab, tak berarti karier musik Diam berhenti. Diam tengah menyiapkan album barunya.

Dalam sebuah klip terbarunya, Diam tetap membawakan lagu-lagu rap, namun dengan gaya dandanan yang tampak berbeda dari sebelumnya.

Dia mengenakan tutup kepala, berbusana menutupi seluruh bagian auratnya, serta memakai syal khas Timur Tengah.

“Saya tidak merasa kecil hati dengan kritik yang saya terima dengan penampilan baru saya. Namun, saya agak kecewa dengan stereotip kebanyakan penduduk Prancis terhadap wanita berhijab,” katanya.

Diam pun akan terus menyuarakan pemikirannya dalam setiap lagu yang digubahnya. Sejak dulu, Diam memang terkenal akan aktivitas politiknya. Lagu-lagu Diam kerap diputar dalam propaganda amnesti internasional. Lirik-lirik lagu yang dibawakan Diam  seringkali menyinggung isu-isu politik yang tengah hangat di Prancis.

Dia juga menyuarakan dukungan terhadap para warga imigran dan perlawanan pada perlakuan diskriminasi dari kelompok garis kanan Prancis di bawah pimpinan Jean-Marie Le Pen.

Bahkan, putri Le Pen, Marine, pernah mengajak berdialog langsung artis rap ini sekitar permasalahan imigran. Tetapi Diam tidak mengindahkan ajakan tersebut. Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy pun mendapat kritikan dalam bait-bait lagu yang dinyanyikan Diam.

Selain tetap bermusik, Diam kini juga memiliki kesibukan baru. Ia mendirikan yayasan sosial untuk mengurusi anak-anak yatim di negaranya dan juga di belahan dunia lainnya.

Kepeduliannya terhadap nasib anak-anak telantar diutarakannya dalam album barunya yang bertema “Anak-Anak Sahara”. Album ini mengisahkan bencana kelaparan dan penderitaan yang dialami oleh anak-anak di alam Sahara, Benua Afrika.

Peristiwa 9/11 Membuat Aktris Inggris Masuk Islam

Seorang aktris Inggris terkenal telah menambah popularitas dirinya setelah memeluk Islam, akibat keingintahuan dirinya tentang agama Islam setelah peristiwa serangan 9/11 di AS.

Myriam Francois-Cerrah menjadi populer ketika dirinya masih anak-anak bermain dalam sebuah film yang ngetop di era 09-an dalam film berjudul ‘Sense and Sensibility‘. Sekarang popularitas dirinya semakin meningkat setelah menjadi salah seorang mualaf wanita terpelajar kelas menengah di Inggris, Fox News melaporkan.

Francois-Cerrah merujuk pada peristiwa serangan 11 September 2001 di AS sebagai motif di balik keingintahuan intelektualnya tentang Islam sehingga membuat dirinya menyatakan diri masuk Islam.
Ia juga merujuk kepada Nabi Muhammad (SAW) sebagai seorang yang damai, dia mengutip ke dalam kehidupan Nabi sebagai salah satu dari beberapa alasan mengapa dia termotivasi untuk mengubah karirnya.

Francois-Cerrah menggambarkan Nabi Muhammad sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah yang telah disalahpahami. Dia mengutip beberapa perkataan populer Nabi Muhammad SAW, Salah satu kutipan favoritnya adalah, "Maafkan orang yang bersalah kepada Anda. Jalin hubungan dengannya. "Berbuat baiklah kepada orang yang telah berbuat jahat kepada Anda dan berbicara tentang kebenaran bahkan jika itu bertentangan dengan diri anda sendiri."

Sementara itu, seorang pembawa acara MTV di Jerman, Kristianne Backer, yang menyatakan dirinya masuk Islam telah menerima banyak perhatian negatif oleh kalangan pers, namun Backer mengatakan ia tidak menyesal terhadap perubahan agamanya dengan masuk Islam.

"Saya bertemu banyak orang terkenal, orang yang menarik dalam kehidupannya, tapi pada akhirnya itu adalah kehidupan yang kosong, jadi sekarang saya dari ‘Empty-V’, dari ‘entertainment’ ke ‘inner-tainment.

"Saya mengalami krisis setelah beberapa tahun seperti kuda sirkus, di atas panggung, di rumah sendiri, serasa kosong dan saya tidak tahu mengapa saya melakukannya dan Islam entah bagaimana diperkenalkan kepada saya," kata Backer.

Kristianne Backer mengacu pada pertemuannya dengan wanita lain yang telah masuk Islam lebih dahulu, Sarah Joseph, yang merupakan seorang adalah editor majalah Emel.

Backer mengatakan: "Saya bertanya kepada Sarah, apa yang menggambarkan wanita hingga akhirnya beragama?

Dia menjawab, "Orang-orang pergi melakukan perjalanan ke negara-negara Muslim dan melihat keindahan besar dan keramahtamahan dan banyak hal menarik dari mereka dalam bidang seni dan arsitektur," kata Backer.

Joseph menjelaskan bahwa setiap propaganda negatif tentang Islam tidak hanya berfungsi untuk mengusir beberapa orang, namun hal itu telah menarik orang yang lain, menurut Backer.

Article Post From http://www.eramuslim.com

Butuh TUHAN

Hati ini kosong, jiwa ini hampa padahal semua sudah dimiliki. Bukan kehidupan seperti ini yang saya inginkan. Yang saya dapat semua ini adalah kehidupan semu karena tetap ada yang kurang.

Logika dimatikan karena sudah letih dan hati dihidupkan, terlihat apa yang saya butuhkan dalam kehidupan ini yaitu "ketenangan jiwa".

Saya bertemu dengan sahabat lama dan kata-katanya selalu saya ingat sampai sekarang.

"Sehebat apapun manusia, jiwanya tetap butuh TUHAN karena TUHAN sudah menanamkan perasaan akan kehadiran NYA didalam hati setiap manusia walau kita tidak mengakuinya".

Apakah saya sudah mencapai titik tersebut, karena bagaimanapun saya berusaha untuk tidak mengakuinya, dan hati ini semakin memberontak, tapi terkadang logika berperan untuk menutupnya.

Ok, saya butuh TUHAN, tapi ada dimana dia......?

TUHAN selalu ada di hati kita, dan kita dapat menyadarinya dengan menutup logika dan menggunakan hati untuk merasakannya.

Ini saya dapatkan setelah mengalami berbagai macam proses mencari TUHAN, karena ternyata saya yang butuh TUHAN.

Saya tidak perlu jauh-jauh mencari TUHAN karena dia selalu dekat didalam diri kita tapi terkadang kita tidak mengakuinya.

Semoga belum terlambat.




Kehidupan Tanpa TUHAN

Saya menjalani kehidupan ini tanpa mempercayai adanya kekuasaan yang maha dahsyat, yaitu TUHAN.

Semua dapat saya capai dengan hasil kerja keras dan tidak ada campur tangan TUHAN karena saya tidak merasakannya. Logika lebih berperan dan mendominasi dalam kehidupan.

Sampai dengan titik saya sudah lelah dengan kehidupan ini. Setiap keinginan selalu saya kejar dan tercapai, tapi muncul keinginan yang baru lagi, saya kejar lagi dan tercapai.......muncul keinginan baru lagi.....terus...terus....dan menerus......

Tidak pernah puas, itu yang saya alami, mengikuti nafsu tanpa batas.

Badan letih dan pikiran sudah mulai letih, emosi muncul dan tindakkan sudah tidak terkontrol karena tidak memiliki panduan dalam kehidupan ini.

Badan ini terdiam dan logika tidak berjalan, nafas berhembus perlahan. Tubuh ini terhempas di ruangan yang gelap. "Apa yang saya cari dikehidupan ini....semakin dicari dan dikejar, semakin haus dan lapar.....tidak ada ketenangan".

Saya butuh ketenangan jiwa, tapi dimana saya dapatkan......?




Tuesday, June 25, 2013

Tuhan itu tidak ada

"Tuhan itu tidak ada, dan kehidupan setelah mati hanya karangan semu".

Perkataan itu yang saya sampaikan ke kedua sepupu saya. Mereka melotot dan kaget, lalu salah satu sepupu saya berkata, " waduh...kalau nenek dengar, bisa marah besar dia".

Saya lahir dari keluarga ulama, kakek dan nenek saya adalah ulama didaerahnya. Nenek saya adalah orang yang mengajarkan mengaji ke semua cucu-cucunya. Ilmu agama saya sudah pelajari dari kecil dan nenek saya juga mengajarkan saya mengaji, tapi bertambahnya umur, semua ilmu tersebut tidak berarti bagi saya.

Sampai akhirnya saya tidak percaya dengan TUHAN......

Saya menjalankan kehidupan ini dengan tidak percaya TUHAN, karena secara logika TUHAN itu tidak masuk akal, kalau semua ini ada yang menciptakan, lalu TUHAN siapa yang menciptakan.....Guru agama selalu mengajarkan, "justru karena dia itu TUHAN, maka bisa tercipta dengan sendirinya", kata-kata yang tidak masuk logika untuk hukum sebab akibat.

Sampai lebih tidak masuk akal lagi adalah TUHAN menciptakan manusia, lalu manusia dimatikan dan dihidupkan kembali dengan kekal di kebidupan selanjutnya. "Apakah TUHAN tidak punya kerjaan melakukan hal itu".

Dan apa arti dan kegunaan dari kehidupan ini......So..... I don't believe The GOD.......

Memoar UJE

KECANDUAN KIAN PARAH

Suatu hari di tahun 1992, Apih meninggal karena sakit. Aku menyesal bukan main karena selama ini selalu mengabaikan nasihat Apih. Menjelang kepergiannya, aku berdiri di samping tempat tidurnya di rumah sakit sambil menangis.

Melihatku seperti itu, Apih mengatakan, laki-laki tak boleh menangis. Laki-laki pantang keluar air mata.

Bayangkan, bahkan di saat-saat terakhirnya pun Apih tetap menunjukkan sikapnya yang penuh kasih padaku yang durhaka ini.
Sore itu aku dimintanya pulang ke rumah dan beliau memberiku ongkos. Aku menurut. Begitu aku pulang, Allah mengambilnya.
Aku syok berat.

Saat Apih dimakamkan, aku turun ke liang lahat dan memeluk jasadnya. Aku tak mau beranjak meski makam akan ditutup. Aku tak mau melepas kepergiannya. Aku menyesali perbuatanku.
Selama Apih masih hidup, aku tak pernah mau mendengarkan ucapannya.

Sejak itu, Umi membesarkan kami berlima. Hidupku terus berjalan. Bukan ke arah yang baik, namun aku kembali ke masa seperti dulu.

Penyesalan yang sebelumnya begitu menghantuiku karena ditinggal Apih, seolah lenyap. Kebandelanku bahkan makin menjadi sepeninggal Apih. Kesombonganku juga lebih besar dari sebelumnya karena merasa berprestasi dan punya uang banyak. Tak seorang pun kudengarkan lagi nasihatnya.

Ketika temanku menasihati, aku mencibir. Siapa dia sampai aku harus mendengarkan ucapannya? Ucapan orang tua saja tak kugubris.

125529_narkoba460Aku tenggelam dalam duniaku sendiri dan jadi pecandu narkoba.

Waktu itu, aku beralasan karena ada masalah di rumah. Padahal, sebetulnya alasan apa pun, termasuk broken home atau teman, tidak bisa dijadikan alasan. Diri sendirilah alasannya, karena bagaimana pun, kita lah yang menentukan semua yang terjadi pada diri kita.

Jadi, tidak perlu membawa-bawa orang lain atau keadaan.

Namun, kesadaran seperti ini mana mungkin muncul pada diriku yang waktu itu sangat arogan? Aku makin jauh dari Tuhan. Padahal, sebelah rumahku ada masjid. Ketika orang berpuasa di bulan Ramadan pun, aku tetap melakukan kemaksiatan. Lalu, saat Lebaran tiba dan orang-orang sibuk bertakbir, aku malah sibuk mencari celah waktu dan tempat di mana aku bisa berbuat maksiat.

Semua ilmu agama yang pernah kupelajari dan kemampuan membaca Quran seperti hilang. Akal sehatku seperti hilang. Kecanduanku pada narkoba juga makin parah, bahkan sampai mengalami over dosis dan aku hampir mati. Kejahatan demi kejahatan moral terus kulakukan.

 

HIDUP DI JALAN ALLAH


Pelan-pelan, aku kembali dekat pada agama. Perubahan besar terjadi dalam hidupku pada tahun 2000.

Kala itu, Fathul Hayat, kakak keduaku yang setengah tahun silam meninggal karena kanker otak, memintaku menggantikannya memberi khotbah Jumat di Mangga Dua. Pada waktu bersamaan, dia diminta menjadi imam di Singapura.

HdJvHnb1sj
Fathul memang seorang pendakwah. Selama dia di Singapura, semua jadwal ceramahnya diberikan padaku. Pertama kali ceramah, aku mendapat honor Rp 35 ribu. Uang dalam amplop itu kuserahkan pada Pipik. Kukatakan padanya, ini uang halal pertama yang bisa kuberikan padanya. Kami berpelukan sambil bertangisan.

Selanjutnya, kakakku memintaku untuk mulai menjadi ustaz. Inilah jalan hidup yang kemudian kupilih. Betapa indah hidup di jalan Allah. Aku mulai berceramah dan diundang ke acara seminar narkoba di berbagai tempat.

Namun, perjuanganku tak semudah membalik telapak tangan. Tak semua orang mau mendengarkan ceramahku karena aku mantan pemakai narkoba. Tapi aku mencoba sabar.

Alhamdulillah, makin lama ceramahku makin bisa diterima banyak orang. Bahkan sekarang, aku banyak diundang untuk ceramah di mana-mana, termasuk di luar kota dan stasiun teve. Aku bersyukur bisa diterima semua kalangan. Aku pun ingin berdakwah untuk siapa saja. Aku ingin punya majelis taklim yang jemaahnya waria. Mereka, kan, juga punya hak untuk mendapatkan dakwah.

Kebahagiaan kami bertambah ketika tahun 2000 itu, lahir anak pertama kami, Adiba Kanza Az-Zahra. Dua tahun kemudian, anak kedua Mohammad Abidzan Algifari juga hadir di tengah kami.

e0107d1beda8aaf06ba3cfc67fd49615Mereka, juga istriku, adalah inspirasi dan kekuatan dakwahku. Kehidupan kami makin lengkap rasanya.

Sampai sekarang, aku masih terus berproses berusaha menjadi orang yang lebih baik.

Semoga, kisahku ini bisa jadi bahan pertimbangan yang baik untuk menjalani hidup.

Pesanku, cintailah Tuhan dan orangtuamu, serta pilihlah teman yang baik.
Catatan dari saya (Yusuf Mansur), bi-idznillaah …

Tambahan ini, adalah terjemahan bebas dari Qs. Al Furqoon, ayat 21-29. Baiknya, liat lengkap langsung di al Qur’an +terjemahannya, +surah Qoof, al Qomar, dan juz 29-30, untuk menghidupkan hati. Jangan lupa, doa, mendoakan, & minta doa):

“Dan orang-orang yang tdk mengharapkan pertemuan dengan Kami (di akhirat) berkata: Mengapa bukan para malaikat yg diturunkan kepada kita (Jangan mengirimkan Rasul). Atau mengapa kita tidak melihat Tuhan kita? Sungguh, mereka telah menyombongkan diri mereka  dan benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan kesalahan, maksiat, dosa, kezaliman, kesalahan).

(Ingatlah) pada hari (ketika) mereka (benar-benar) melihat para malaikat (di hari akhir), pada hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa dan mereka berkata: hijram mahjuuraa (ucapan yg diucapkan orang Arab ketika menemui musuh yang tidak dapat lg dielakkan, atau ketika akan ditimpa bencana yang tidak dapat dihindari. Ungkapan ini juga berarti:

Semoga Allah mnghindarkan bahaya ini dari saya (tapi sudah percuma, sebab diucapkannya di hari akhir).

Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yg beterbangan.

Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya.

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) langit pecah, mengeluarkan kabut putih, dan para malaikat diturunkan gelombang bergelombang (diturunkan besar-besaran).

Kerajaan yang mutlak pada hari itu adalah milik Allah Yang Maha Pengasih. Dan itulah hari yang sulit bagi orang-orang kafir.

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul.

Wahai celaka aku! Coba (dulu) aku tdk menjadikan si Fulan itu teman akrabku (bisa juga diartikan: syaitan).

Sungguh, temenku (atau bisa dimaksudkan: syaitan) telah menyesatkan aku dari peringatan (al Qur’an) ketika (al Qur’an) itu telah datag kepadaku. Dan syaitan memang pengkhianat manusia. (Qs. Al Furqoon: 21-29).

Article post form http://yusufmansur.com/memoar-uje/